Thursday, April 12, 2012

Kabar Artis | Sandy Sondoro Menikmati Seninya Ngamen

Sandy Sondoro semakin terkenal di Jerman dan Indonesia setelah menjuarai festival musik internasional pada tahun 2009. Meski mendaftar secara pribadi, KBRI Jerman menganugerahi penghargaan Satya Lencana Karya Satya karena Sandhy secara tidak langsung telah memberi kontribusi dalam mengharumkan nama negara. Mari kita simak cerita Sandy Sondoro Menikmati Seninya Ngamen.

Kabar Artis | Sandy Sondoro Menikmati Seninya Ngamen

Tahun 2008 aku ke Jerman, aku main musik dimana-mana. Punya band dan punya lagu, tapi albumnya enggak ke luar. Jalan masuk ke industri musik rekaman di Jerman mulai terbuka ketika aku menjadi finalis kontes menyanyi pop ternama di Jerman bernama SSDSSWEMUGABRTLAD (singkatane dari Stefan sucht den Superstar, der singen soll, was er mochte, und gerne auch bei RLT auftreten darf, yang artinya kurang lebih Stefan mencari superstar yang boleh menyanyikan apapun yang diinginkannya dan boleh tampil di RTL jika dia mau). Acara yang dipandu oleh presenter ternama Jerman, Stafan Rabb, ini disiarkan oleh stasiun televisi ProSieben (Pro7).
Setelah ajang pencarian bakat ini, aku lalu membuat album perdana yang berjudul Why Don't We (2008). Sayang, promo album ini kurang kuat, jadi enggak booming. Mungkin karena album itu berisi lagu-lagu berbahasa Inggris, ya. Seandainya aku menyanyikan lagu berbahasa Jerman mungkin beda hasilnya. Oh ya, aku juga sengaja mengganti penulisan nama belakangku dari "Sandy Soendoro" menjadi "Sandy Sondoro" agar lebih mudah diucapkan lidah Jerman.
Tahun 2009, aku juga ikut ajang festival musik International Competition of Young Singers of Popular Music di Pantai Yurmala, Latvia, sebuah festival pop internasional terbesar dan terpopuler di Latvia dan Eropa Timur. Aku ikut festival atau kontes musik ini bukan karena ingin menang atau apa, tapi hanya memanfaatkannya untuk promosi gratis. Ha ha ha... Soalnya acara musik sebesar ini tak hanya disiarkan di Jerman, tapi juga di Swiss, Austria, dan beberapa negara di Eropa lainnya.

Kabar Artis | Sandy Sondoro Menikmati Seninya Ngamen

Dalam kompetisi ini ada 18 kontestan, aku merupakan finalis pertama dan satu-satunya dari Asia. Makanya, aku merupakan finalis pertama dan seatu-satunya finalis pertama dari Asia. Makanya, aku dianggap sangat fenomenal dan sensasional. Saat itu namaku sudah mulai dikenal di Indonesia, tapi karena aku masih punya greencard Jerman aku masih suka pergi-pulang Jerman-Indonesia. Lagipula, aku masih senang tinggal di Berlin.
Aku menjalani hidup dengan nikmat dan ikhlas. Aku bukan orang yang rakus, jadi aku cukup puas dengan apa yang sudah kuraih sekarang ini. Aku suka hidup sederhana, meski bukan berarti aku pelit. Jika menginginkan sesuatu, aku selalu mempertimbangkan seberapa penting barang itu bagiku. Bahkan hingga kini setiap jalan-jalan ke luar negeri aku masih suka ngamen. Daripada ambil uang dari rekening, mending ngamen. Ha ha ha... Apalagi dengan ngamen aku jadi bisa berinteraksi langsung dengan orang lain lewat musikku. Aku jadi kenal kultur sebuah negara. Ini seninya ngamen.
Karena ngamen pula aku jadi punya banyak teman baru di setiap negara. Jika ke Berlin, pasti banyak yang sudah mengenal dan menegurku. Berlin sudah seperti kota kelahiranku sendiri. Makanya, selain terus menulis lagu untuk diri sendiri dan orang lain, aku juga ingin suatu saat dan bisa jadi duta kutur Indonesia - Jerman. Mungkin Berlin dulu, deh, soalnya aku paling tahu soal Berlin. Bisa dibilang, Aku ini anak jalanan Berlin.

Kabar Artis | Sandy Sondoro Menikmati Seninya Ngamen